Om Romdlon dan Hari Raya Imlek
Buku "Mas Romdlon. Tokoh Lintas Generasi" |
Tahun Baru Masehi kurayakan;
Tahun Baru Imlek kurayakan;
Tahun Baru Saka kurayakan;
Tahun Baru Hijriyah kurayakan;
He he he he, mumpung tanggal di kalendernya pada merah, dikasih libur kerja namun tetap dikasih gaji penuh.
Ngerayakan tahun baru itu, bukan soal mengisi hari istimewanya kafir, bukan soal mengembangkan bid'ah, tapi soal kerelaan dan kesempatan langka serta istimewa untuk mengisi keceriaan hati istriku, hati anak-anakku, hati tetanggaku, hati kerabatku, hati sedulurku, . . .dengan mengajak makan-makan, bakar-bakar seafood, membeli terompetnya kang Saleh lalu meniupnya bersaut-sautan . . .dan tentunya menikmati orkesan.
Namun . . . .sebelum merayakan malam tahun baru, sholat isya' -nya sudah tertunaikan . . .dan tetap mewaspadai diri agar energi yang digunakan untuk sholat subuhnya . .tetap terjaga optimal. . . Monggo siap-siap nyenengno poro kerabat di malam tahun baru.
Tulisan di atas adalah status dari akun facebook Om Romdlon Muchammad pada tanggal 23 Desember 2017. Mungkin banyak yang belum tahu bagaimana cerita Om Romdlon merayakan Tahun baru Imlek. Karena itu dalam tulisan ini saya ingin bercerita sedikit hal yang saya tahu dan saya saksikan sendiri tentang bagaimana cara Om Romdlon merayakan Hari Raya Imlek, lebih tepatnya membuat acara di hari raya Imlek, sehingga menjadi hari yang berkesan bagi seluruh anggota keluarga besar.
Jumat, 31 Januari 2014. Tanggal merah, hari libur nasional bertepatan dengan Hari raya Imlek. Sebuah acara diadakan di rumah Om Romdlon di perumahan daerah Sengkaling, acara dimulai ba’da sholat Jumat. Anggota keluarga yang kebanyakan berdomisili dari Kota Malang datang satu-persatu memenuhi rumah beliau. Acara diisi dengan pembacaan Quran Surat Yasin dan Tahlil, kirim doa untuk ruh para orang tua, kakek nenek, dan anggota keluarga yang telah pergi mendahului kita. Acara dilanjutkan dengan pembacaan sholawat diba’ lengkap dengan mahalul qiyam. Selesai baca doa, tentu saja makan-makan menikmati sajian yang sudah disiapkan oleh tuan rumah. Selesai makan-makan plus makan durian bersama, beberapa anggota keluarga telah menyiapkan bingkisan sederhana untuk hiburan, dari snack buat anak-anak sampai aneka jilbab segi empat buat hadiah untuk remaja putri dan ibu-ibu. Acara berlangsung meriah, semua bahagia Alhamdulillah.
Acara ini adalah acara pertama yang dilakukan di hari raya Imlek. Dalam kesempatan itu Om Romdlon sempat menyampaikan bahwa acara tersebut akan rutin diadakan setiap tahun baru Imlek. Untuk persiapan acara tahun depan, maka secara spontan diadakanlah iuran, dan ditetapkan satu bendahara. Uang yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada tuan rumah acara yang sama di tahun depan. Karena ide ini bermula dari inisiatif Om Romdlon maka untuk pertama, Om Romdlon telah memulai dengan menjadi tuan rumahnya.
Acara ini mengumpulkan tiga keluarga besar putra-putri Mbah As’ad: Keluarga besar dari Mbah Sun’an, Keluarga besar Mbah Mu’id, dan keluarga besar Mbah Maimunah. Namanya keluarga besar tentu saja terdiri dari putra-putri dari masing-masing Mbah, termasuk mantu-mantunya, cucu-cucunya, hingga cicit-cicitnya. Bisa bayangkan bagaimana meriahnya. Acara ini menjadi wadah silaturahmi dari Bani As’ad. Sebab setiap Idul Fitri hampir belum pernah ada acara khusus untuk pertemuan Bani As’ad. Jadi secara resmi momen ini menjadi momen pertama halal bi halal bani As’ad.
Om Romdlon menjelaskan mengapa dipilih hari raya Imlek? Karena jika hari raya Idul Fitri semua sudah punya agenda halal bi halal dengan keluarga besar masing-masing, hari raya Idul Adha, hari besar Maulid nabi Muhammad SAW, hari Isra’ Mi’raj, hari tahun baru Islam, tidak mungkin bisa menghadirkan semua anggota keluarga, sebab banyak dari anggota keluarga adalah takmir masjid / mushola yang pastinya sibuk di hari-hari besar Islam menjadi panitia penyelenggara acara di lingkungannya masing-masing. Maka muncul ide dari Om Romdlon untuk mengadakan halal bi halal di hari raya Imlek, hari dimana hampir semua anggota keluarga libur beraktifitas dari kegiatan rutin yang diadakan di hari-hari besar Islam.
Senin, 8 Februari 2016. Hari raya Imlek. Acara halal bi halal Bani As’ad kembali diadakan. Kali ini Om Arif & Om Inul dari keluarga Mbah Mu’id menjadi tuan rumahnya. Spesial di hari itu untuk acara pembacaan sholawat diba’ dimeriahkan dengan team terbangan yang diundang secara khusus.
Sabtu, 28 Januari 2017. Hari raya Imlek. Untuk pertama kalinya Acara silaturahmi Bani As’ad diselenggarakan di tempat wisata, yaitu di Pantai Pasir Putih Situbondo. Acara silaturahmi berkembang menjadi acara piknik dan rekreasi. Meskipun demikian untuk acara kirim doa, pembacaan Quran Surat Yasin dan Tahlil plus pembacaan Sholawat Diba’ tetap dilaksanakan pada malam harinya. Tentu saja acara menjadi meriah, mulai dari transport anggota keluarga berangkat rombongan menggunakan bus, menyewa villa, sampai pada malam harinya membaca tahlil dan sholawat di Aula villa yang terletak di tepi pantai.
Jumat, 16 Februari 2018. Hari Raya Imlek. Acara silaturahmi bani As’ad kembali dilakukan di tempat wisata, jika tahun sebelumnya diadakan di tepi pantai, maka tahun 2018 diadakan di atas gunung, tepatnya di daerah Batu, dekat dengan tempat wisata Selecta. Keluarga besar dari Mbah Maimunah menjadi tuan rumah dengan menyewa vila. Sore hari ada acara aneka permainan untuk anak-anak. Pada malam hari acara kirim doa, baca Quran Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat Diba’, dan bagi-bagi aneka hadiah mulai dari sandal sampai jaket outdoor. Esok paginya dilanjutkan berenang ke Selecta.
Sabtu, 25 Januari 2020. Hari raya Imlek. Acara silaturahmi bani As’ad kembali dilakukan di vila di daerah Batu. Pagi hari sambil menunggu semua anggota hadir, dimulai dengan khataman membaca Al Quran dari juz 1 sampai juz 30 secara berjamaah. Setelah semua anggota keluarga hadir dilanjutkan dengan kirim doa, baca Quran Surat Yasin dan Tahlil plus Sholawat Diba’ seperti biasanya. Tanpa sadar itulah hari raya Imlek terakhir bersama Om Romdlon. Semoga acara silaturahmi bani As’ad bisa istiqomah di tahun-tahun berikutnya. Sebab tanpa adanya acara silaturahmi bani As’ad khususnya dari cucu-cucu Mbah As’ad hampir seperti ‘kepaten obor’ atau kurang saling kenal satu sama lain. Karena itu sungguh besar jasa Om Romdlon yang telah menginisiasi acara silaturahmi Bani As’ad.
Imlek 2014 |
Acara ini adalah acara pertama yang dilakukan di hari raya Imlek. Dalam kesempatan itu Om Romdlon sempat menyampaikan bahwa acara tersebut akan rutin diadakan setiap tahun baru Imlek. Untuk persiapan acara tahun depan, maka secara spontan diadakanlah iuran, dan ditetapkan satu bendahara. Uang yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada tuan rumah acara yang sama di tahun depan. Karena ide ini bermula dari inisiatif Om Romdlon maka untuk pertama, Om Romdlon telah memulai dengan menjadi tuan rumahnya.
Acara ini mengumpulkan tiga keluarga besar putra-putri Mbah As’ad: Keluarga besar dari Mbah Sun’an, Keluarga besar Mbah Mu’id, dan keluarga besar Mbah Maimunah. Namanya keluarga besar tentu saja terdiri dari putra-putri dari masing-masing Mbah, termasuk mantu-mantunya, cucu-cucunya, hingga cicit-cicitnya. Bisa bayangkan bagaimana meriahnya. Acara ini menjadi wadah silaturahmi dari Bani As’ad. Sebab setiap Idul Fitri hampir belum pernah ada acara khusus untuk pertemuan Bani As’ad. Jadi secara resmi momen ini menjadi momen pertama halal bi halal bani As’ad.
Om Romdlon menjelaskan mengapa dipilih hari raya Imlek? Karena jika hari raya Idul Fitri semua sudah punya agenda halal bi halal dengan keluarga besar masing-masing, hari raya Idul Adha, hari besar Maulid nabi Muhammad SAW, hari Isra’ Mi’raj, hari tahun baru Islam, tidak mungkin bisa menghadirkan semua anggota keluarga, sebab banyak dari anggota keluarga adalah takmir masjid / mushola yang pastinya sibuk di hari-hari besar Islam menjadi panitia penyelenggara acara di lingkungannya masing-masing. Maka muncul ide dari Om Romdlon untuk mengadakan halal bi halal di hari raya Imlek, hari dimana hampir semua anggota keluarga libur beraktifitas dari kegiatan rutin yang diadakan di hari-hari besar Islam.
Imlek 2016 |
Senin, 8 Februari 2016. Hari raya Imlek. Acara halal bi halal Bani As’ad kembali diadakan. Kali ini Om Arif & Om Inul dari keluarga Mbah Mu’id menjadi tuan rumahnya. Spesial di hari itu untuk acara pembacaan sholawat diba’ dimeriahkan dengan team terbangan yang diundang secara khusus.
Sabtu, 28 Januari 2017. Hari raya Imlek. Untuk pertama kalinya Acara silaturahmi Bani As’ad diselenggarakan di tempat wisata, yaitu di Pantai Pasir Putih Situbondo. Acara silaturahmi berkembang menjadi acara piknik dan rekreasi. Meskipun demikian untuk acara kirim doa, pembacaan Quran Surat Yasin dan Tahlil plus pembacaan Sholawat Diba’ tetap dilaksanakan pada malam harinya. Tentu saja acara menjadi meriah, mulai dari transport anggota keluarga berangkat rombongan menggunakan bus, menyewa villa, sampai pada malam harinya membaca tahlil dan sholawat di Aula villa yang terletak di tepi pantai.
Imlek 2017 |
Jumat, 16 Februari 2018. Hari Raya Imlek. Acara silaturahmi bani As’ad kembali dilakukan di tempat wisata, jika tahun sebelumnya diadakan di tepi pantai, maka tahun 2018 diadakan di atas gunung, tepatnya di daerah Batu, dekat dengan tempat wisata Selecta. Keluarga besar dari Mbah Maimunah menjadi tuan rumah dengan menyewa vila. Sore hari ada acara aneka permainan untuk anak-anak. Pada malam hari acara kirim doa, baca Quran Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat Diba’, dan bagi-bagi aneka hadiah mulai dari sandal sampai jaket outdoor. Esok paginya dilanjutkan berenang ke Selecta.
Sabtu, 25 Januari 2020. Hari raya Imlek. Acara silaturahmi bani As’ad kembali dilakukan di vila di daerah Batu. Pagi hari sambil menunggu semua anggota hadir, dimulai dengan khataman membaca Al Quran dari juz 1 sampai juz 30 secara berjamaah. Setelah semua anggota keluarga hadir dilanjutkan dengan kirim doa, baca Quran Surat Yasin dan Tahlil plus Sholawat Diba’ seperti biasanya. Tanpa sadar itulah hari raya Imlek terakhir bersama Om Romdlon. Semoga acara silaturahmi bani As’ad bisa istiqomah di tahun-tahun berikutnya. Sebab tanpa adanya acara silaturahmi bani As’ad khususnya dari cucu-cucu Mbah As’ad hampir seperti ‘kepaten obor’ atau kurang saling kenal satu sama lain. Karena itu sungguh besar jasa Om Romdlon yang telah menginisiasi acara silaturahmi Bani As’ad.
Oh iya, sekedar menambahkan, ini mungkin di luar dari judul tulisan, tapi saya ingin menuliskan, agar pesan di tulisan ini lebih lengkap. Berikut adalah beberapa karakter dari Om Romdlon yang saya kenal:
- Tawadhu. Dalam sebuah acara, seperti baca doa, yasinan, tahlilan, diba’an, dan lain-lain. Seringkali Om Romdlon diminta jadi pemimpin acara atau pembaca doa, tapi beliau seringkali mempersilahkan yang lain, beliau tak ingin tampil menonjol. Tapi kadang beliau tak bisa menolak, misalnya untuk bagian sambutan atau baca doa penutup.
- Sabar dan telaten. Dari Malang bekerja ke Surabaya naik bus, pulang pergi entah sudah berapa tahun. Beliau sabar dan telaten melewati prosesnya.
- Sederhana. Saya masih ingat sekitar tahun 1996 saya pernah jalan-jalan tak sengaja melihat beliau bersama istri dan anaknya yang masih kecil duduk-duduk di kawasan luar Stadion Gajayana. Saat itu belum ada mall MOG. Menikmati sore sambil duduk-duduk di pinggir lapangan bersama keluarga, terlihat begitu bahagia dan sederhana.
- Suka guyon dan penghibur. Khas tokoh NU, di setiap pertemuan dimana ada Om Romdlon selalu ada gelak canda tawa. Tidak jarang di sebuah acara hajatan, atau nikahan, Om Romdlon muncul di atas panggung dan mengcover beberapa lagu dengan versinya. Di facebook kita bisa melihat status-status yang beliau tulis hampir tak pernah memihak ke kanan atau ke kiri, beliau sering terlihat di tengah-tengah, status dengan tulisan berisi pesan-pesan yang menghibur.
- Inisiator. Seperti yang telah saya jelaskan diatas, Om Romdlon menginisiasi acara silaturahmi tiga keluarga besar yang hampir belum pernah secara resmi silaturahmi khusus setiap tahun. Jika di keluarga saja, Om Romdlon telah membuat tradisi baru, saya yakin begitu pula di lingkungan luar, baik perumahan, lingkungan akademik dan organisasi, Om Romdlon pasti pernah menginisiasi kegiatan yang positif.
- Apresiator. Di hari raya Imlek Januari 2020, Acara silaturahmi Bani As’ad. Saya datang lengkap bersama keluarga. Kebetulan anak saya yang bernama Jaka sedang belajar ukulele dan lagi senang-senangnya bawa ukulele kemana-mana. Di acara itu Jaka datang membawa ukulele. Di tengah acara, Om Romdlon mempersilahkan Jaka untuk menyanyikan beberapa lagu dengan ukulelenya. Om Romdlon membantu pegang mic agar bisa didengar oleh semuanya. Beliau sempat berpesan, saya lupa persisnya, kira-kira begini: “Apapun bakat anak kita, kita harus bisa melihat sisi positifnya dan bisa mengapresiasinya, kita tidak tahu nanti, siapa tahu bakat itu bisa jadi masa depannya, jalan menuju kesuksesan.”
- Suka Silaturahmi. Suatu hari ketika anak saya khitan, kami tidak membuat undangan khusus, hanya membuat pemberitahuan di WhatsApp grup keluarga. Kami tidak menyangka kalau Om Romdlon bersama Tante Lenny Sun’an datang ke rumah mengendarai sepeda motor khasnya dengan paint brush yang hijau itu. Padahal dari Sengkaling ke Cemoro Kandang cukup jauh hampir 20 km. Saya yakin beliau juga selalu berusaha memenuhi undangan baik itu nikahan, khitanan, dan lain-lain jika beliau sempat membaca ada acara itu, walaupun hanya undangan yang tertulis di WhatsApp grup, sebab beliau sangat suka bersilaturahmi.
- Keren. Walaupun rambut sudah putih, berpenampilan gondrong, kemana-mana tidak sungkan menggunakan peci dan sarung bahkan di kelas ketika memberikan kuliah.
- Dirindukan banyak orang. Di hari wafatnya beliau, sangat banyak pesan yang dituliskan di akun facebook beliau, sangat banyak sekali, sulit untuk menghitungnya satu-persatu, pesan-pesan yang begitu haru, penuh doa-doa indah, kesan-kesan baik di mata banyak orang. Orang-orang yang beliau tinggalkan benar-benar merasa kehilangan, membicarakan kebaikan-kebaikannya, beliau dirindukan banyak orang. Semoga Om Romdlon mendapatkan tempat mulia di alam barzah, semoga ruh beliau berkumpul bersama ruh orang-orang salih dan ruh Rasulullah ﷺ. Khususon ila ruhi Om Romdlon Muchammad, Al Fatihah.
Tulisan ini dipublikasikan pertama kali di group WhatsApp "Menulis Kagem Yai Romdlon". Tulisan telah dicetak ke dalam buku "Mas Romdlon. Tokoh Lintas Generasi"
Komentar
Posting Komentar