Khusnul Khatimah
Saya punya tetangga, beliau meninggal dunia ketika melaksanakan sholat Jumat, tepatnya di rakaat kedua Sholat Jumat. Bulan itu bulan Syawal, bulan setelah Ramadhan. Itu artinya beliau meninggal dunia ketika baru menyelesaikan puasa Ramadhan, baru menunaikan zakat fitrah. Beliau meninggal dunia di hari Jumat, hari yang agung, meninggal dunia dalam keadaan berwudhu, dan dalam keadaan ibadah sholat berjamaah.
Betapa mulianya beliau. Jamaah sholat Jumat yang menyaksikan wafatnya beliau ramai-ramai ikut mengurus jenazahnya, maka ramailah orang-orang yang mensholatinya, maka ramailah orang-orang yang mengantar jenazah ke pemakaman. Beliau dimakamkan hari jumat itu juga, ba'da sholat Ashar.
Suatu hari saya dan istri berkesempatan takziah ke rumah keluarga duka. Kebetulan ada seorang ibu, istri almarhum, sedang menemui para tamu, rata-rata ibu-ibu.
Dari sekian banyak dialog saat itu, yang saya ingat adalah ketika para tamu bertanya: "Bu, apa amalan suami ibu, sehingga meninggal dunia dengan Khusnul Khatimah?"
Kira-kira Ibu itu menjawab seperti ini:
Betapa mulianya beliau. Jamaah sholat Jumat yang menyaksikan wafatnya beliau ramai-ramai ikut mengurus jenazahnya, maka ramailah orang-orang yang mensholatinya, maka ramailah orang-orang yang mengantar jenazah ke pemakaman. Beliau dimakamkan hari jumat itu juga, ba'da sholat Ashar.
Suatu hari saya dan istri berkesempatan takziah ke rumah keluarga duka. Kebetulan ada seorang ibu, istri almarhum, sedang menemui para tamu, rata-rata ibu-ibu.
Dari sekian banyak dialog saat itu, yang saya ingat adalah ketika para tamu bertanya: "Bu, apa amalan suami ibu, sehingga meninggal dunia dengan Khusnul Khatimah?"
Kira-kira Ibu itu menjawab seperti ini:
Sejak hari pertama suami saya meninggal, semua yang datang ke rumah ini selalu memiliki pertanyaan yang sama. Suami saya ini tidak memiliki amalan khusus, beliau sehari-hari sama seperti bapak-bapak di kampung ini. Tapi yang paling saya ingat dari suami saya adalah, Beliau orang yang sabar, sangat sabar, sabar menghadapi saya. Semua tetangga sudah tau karakter saya, saya seorang istri yang sangat cerewet, tapi Beliau selalu sabar menghadapi saya. Suami saya juga sangat sabar menghadapi anak-anak saya. Beliau tidak pernah marah kepada anak dan istrinya, sekalipun mereka sering menyakiti hatinya.Ibu itu melanjutkan ceritanya.
Beberapa hari sebelum itu, suami saya bercerita tentang seseorang yang meninggal dunia ketika azan, di hari Idul Fitri kemarin, kata suami saya "Enak yah bu orang itu, aku ingin meninggal dunia seperti itu". Hari itu hari Jumat, pagi hari seperti biasanya ia berangkat ke pasar untuk membuka lapak. Sebelum berangkat beliau berpesan kepada saya: "Bu tolong jangan keluar rumah, nanti akan ada banyak tamu!".Itulah cerita singkat tentang tetangga saya yang meninggal dunia Khusnul Khatimah, Beliau bukan seorang ustadz atau seorang Kyai, beliau hanyalah seorang pedagang di pasar. Bahkan seorang Alim belum tentu meninggal pada saat Sholat Jamaah. Amalan beliau hanya satu "Sabar terhadap istri (dan anak-anak)". Sungguh kelihatannya sangat sederhana, tapi prakteknya sungguh luar biasa tidak mudah.
Komentar
Posting Komentar